Halaman

Jumat, 03 Agustus 2012

Orangtua Wajib Shalih, Karena Sikapnya Jadi Teladan bagi Anak

Seorang lelaki yang kini sudah menjadi seorang pengusaha sukses, bercerita bahwa kehidupannya sangat bersahaja ketika kecil. Ia lahir dalam sebuah keluarga sederhana yang menggantungkan penghidupan dari gaji pegawai. Kehidupan pas-pasan dengan empat orang saudara, membuatnya berpikir bahwa kebahagiaan terletak pada kekayaan yang dimiliki seseorang. Ia bahkan berpikir keras untuk menjadi seorang bisnismen sejati daripada menjadi pegawai seperti orangtuanya yang tak mampu berbuat banyak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Jadilah ia seorang pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan gigih. Ia kemudian berhasil menjadi pengusaha sukses tetapi ia kemudian menjadi orang yang nyaris tak punya hati dengan berlaku sangat keras pada bawahannya. Ia sangat sering memarahi bawahannya dan mengejar target tanpa memperhitungkan kesejahteraan karyawan. Sebuah peringatan dari Allah SWT berupa  kehancuran rumah tangga dan ambruknya perusahaan membuatnya kemudian menyadari bahwa kekayaan bukanlah segala-galanya yang akan membahagiakan kehidupan seseorang. Berbekal kesadaran inilah ia kemudian berusaha memperbaiki diri dan kembali sukses.

Tujuan Hidup
Kisah di atas adalah sebuah pelajaran terutama bagi kita sebagai orangtua bahwa apa yang direkam anak dalam benaknya semasa kecil adalah latar belakang terkuat yang nantinya akan banyak mempengaruhi pandangan hidup dan tindakannya ketika dewasa. Saat si anak merasa bahwa ia hidup kekurangan dan orangtuanya tidak memberikan arahan yang benar tentang tujuan hidup yang sebenarnya, anak akan mencari-cari sendiri tujuan hidup dengan persepsi yang belum tentu benar. Seperti persepsi anak tersebut yang menyangka bahwa kekayaan adalah sumber kebahagiaan.
…apa yang direkam dalam benak anak semasa kecil adalah latar belakang terkuat yang banyak mempengaruhi pandangan hidup ketika dewasa…
Sikap orangtua juga akan menjadi pijakan haluan anak untuk mengambil tindakan. Seperti sikap orangtua yang terkadang sudah merasa telah berbuat yang terbaik untuk anak-anaknya tetapi sebenarnya belum mencapai upaya maksimal. Anak tersebut merasa bahwa orangtuanya tak banyak bekerja keras untuk menyejahterakan keluarga karena ia melihat bahwa masih banyak waktu luang yang dimiliki orangtuanya diluar jam kerjanya sebagai pegawai sebuah instansi pemerintah. Melihat kondisi orangtuanya seperti itu, ia kemudian berkesimpulan bahwa ketidakoptimalan tindakan orangtuanya itulah yang membuatnya hidup dalam kekurangan. Maka, jadilah ia orang yang gila kerja dan memperlakukan anak buahnya tanpa tenggang rasa.

Usaha, baru Menerima
Sikap orangtua adalah contoh bagi anak. Bila orangtua mencontohkan sikap hidup yang suka bekerja keras tetapi tetap memberikan perhatian yang besar untuk keluarga, tentu anak juga akan belajar bekerja keras untuk menyayangi dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekelilingnya.

Namun, sayangnya, hingga hari ini, yang seringkali kita lihat justru adalah sikap orangtua yang tak banyak berusaha menyejahterakan kehidupan anaknya tetapi merasa sudah lelah bekerja. Ungkapan-ungkapan seperti, “hidup ini harus nrimo (menerima)”, sabar dan qona’ah (menerima apa adanya), lalu hidup harus banyak bersyukur adalah kata-kata yang banyak dilontarkan pada anak. Namun, minim contoh bahwa bersyukur, sikap qona’ah, dan nrimo itu adalah sikap yang wajib kita iringkan setelah berusaha semaksimal mungkin. Sehingga tak heran, jika saat ini fenomena yang terjadi pada masyarakat kita adalah fenomena orang-orang yang selalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang tanpa perlu banyak berusaha.

Karena itu, bukan sesuatu yang mustahil, bila sebenarnya tindakan korupsi, premanisme, kemalasan, dan kemiskinan sebenarnya berasal dari contoh-contoh yang dibangun dari rumah.

Tentu, bila kondisi ini sudah terjadi amat beratlah pertanggung-jawab kita sebagai orangtua di hadapan Allah SWT kelak. Oleh karena itu, marilah bersama-sama membangun sebuah keluarga yang benar-benar mencintai sikap suka bekerja keras dengan terlebih dahulu mengawalinya dari contoh-contoh kita sebagai orangtua yang juga konsisten bekerja keras. Berbahagialah dengan sabda Rasul-Nya, “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang berkarya. Dan barangsiapa bekerja keras untuk keluarganya maka ia seperti pejuang di jalan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad)

Dengan perkenan-Nya, Allah SWT juga akan mengijabah doa-doa kita untuk menjadikan anak-anak kita sebagai orang-orang yang gemar bekerja keras, bertanggung-jawab tetapi tetap penuh kasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya. Seperti apa yang pernah kita contohkan. Seperti apa yang kita teladani dari Rasulullah SAW

Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang

Pasangan hidup adalah salah satu dari "stasiun" perjalanan bagi semua manusia. Disanalah kehidupan baru dimulai, lengkap dengan semua pernak- pernik pelajaran yang akan membuat manusia memaknai arti kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, proses ini bagi sebagian orang ternyata tidak gampang dilalui begitu saja. Mereka mendapati, justru dalam bagian inilah cobaan dan gemblengan hidup dimulai. Saat usia yang berjalan tak dapat lagi dihentikan, namun jodoh dan pelengkap hidupnya tidak kunjung datang, saat itu pula kegundahan hati menjadi terakrabi.

Banyak yang kemudian menyikapinya dengan sederhana, tetap berikhtiar, walau tetap diselipi kegundahan atas sebuah kepastian datangnya hari pertemuan. Namun, tak sedikit juga yang melakukan seribu satu cara, agar terhindar dari cacian makian manusia, dan atau sekedar untuk menyudahi kesedihan hati.

Namun, bisakah kita berhenti sejenak, dan membiarkan pikiran jernih yang menguasai kita. Memang siappapun tidak akan ada yang ingin melampaui cobaan yang seperti ini. Namun bukankah garis takdir itu sudah pasti dan Allah SWT jugalah tidak akan memberi cobaan yang melampui kemampuan hambanya?

Terkadang, banyak pelajaran yang bisa kita petik atas sebuah keinginan yang ternyata tertunda untuk terjadi. Dengan tertundanya kebahagiaan itu, siapa tahu Allah sedang mengajari kita atas sebuah makna dari menghargai. Ya, ketika jodoh telah datang, nantinya kita akan menjadi pribadi yang lebih manis dalam bersyukur serta memperlakukan. Dan kita akan menjadi lebih istimewa karenanya.

Dengan tertundanya pertemuan itu, mungkin Allah ingin memberikan yang lebih pas untuk kita. Dan atau dengan tertundanya jodoh itu, Allah telah memberikan skenario penggemblengan dan proses tersendiri bagi jodoh kita, sehingga kelak ketika dia bertemu dengan kita lewat sebuah pernikahan, pribadi yang lebih matang dan siap menjadi pelengkap kita, telah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Dan bersabar adalah salah satu kunci menaklukkan keadaan ini. Sungguh, Allah pun telah berfirman "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat" (QS. Al Baqarah:153).
Maka, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain hanya mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdo’a dan merendahkan diri di hadapanNya. Karena Allah SWt telah berfirman,

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.. (QS. Al-Baqoroh:186)
Lagi-lagi, semua ini hanya sanggup dan bisa dimaknai oleh para hati yang selalu berprasangka baik dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebagai hasilnya, kebahagiaan akan tetap menjadi bagian dari hari- harinya, karena sebuah keyakinan juga melekat kuat dalam bentuk iman.

Semua hal dibawah langit ini, terjadi dengan waktu- waktunya sendiri. Pun demikian dengan kedatangan jodoh yang belum kunjung datang saat ini. Sungguh, Allah SWT maha tahu apa yang kita butuhkan, serta saat yang tepat untuk semua itu terpenuhi. Dan Allah juga maha dekat pertolongannya atas apapun kesulitan yang kita hadapi.Dan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerti dan mengetahui apapun kesulitan dan keinginan yang terbersit dalam hati kita, kecuali hanya Allah saja. Dan Allah lah juga yang paling tahu, yang terbaik bagi kita, dalam segala hal.

Sungguh, kerisauan itu adalah sebuah hal yang manusiawi. Namun, hal tersebut tidak membawa dampak apapun, kecuali membuat pikiran kita semakin tertutup dari kebaikan, dan mendekatkan diri dengan kesedihan.Namun justru ketenangan yang didasari iman, tawakkal, serta prasangka baik kepada Allah, yang akan menyejukkan dan mengistimewakan kita. InsyaAllah.

When I Fall In Love....

Cinta oh cinta...


Virus merah jambu yang satu ini bisa nangkring di hati siapa aja tanpa pandang bulu, datang nggak dijemput, pulang nggak dianter. Keeksisannya juga bakalan nguras abies pikiran, tenaga, emosi, materi, dll, dsb.  Tapi efeknya juga, bakal melebihi sihir yang paling dahsyat sekalipun. Yups, bisa menjadikan pemiliknya lebih aneh dari yang teraneh.  Itulah... cinta


Sebagai deteksi awal kalau kamu udah terjangkiti virus ini adalah dengan logika kamu yang raib tiba- tiba alias jalan- jalan dan nggak balik- balik lagi. Apapun yang kamu hadapi dan kamu rasakan seakan jadi indah semua, dan yang ada cuman rasa bahagia.  Nggak  jarang  “nasib tragis” juga ikut ikutan nimbrung bagi yang patah hati gara- gara cinta ini. Ada yang suka nangis- nangis sendiri, atau malah nyanyi nggak jelas sambil ktawa- ktiwi, heee. Ituh baru berat kotornya boz, belum termasuk suka ngelamun, ngebayangin lagi dan lagi tentang yang dicintai , ngebayangin waktu mereka berdua dulu pertama kali kenalan, pertama ketemu, waktu pertama ngobrol, plus momen- momen spesial lainnya.


Masih ingat tentang cerita Mugits N’ Barirah, sampai- sampai Rasulullah yang kala itu bersama Abbas bin Abdul Muthalib pun bersabda dalam Shahih Bukhari, “Wahai Abbas, tidakkah kamu takjub akan kecintaan Mughits terhadap Barirah dan kebencian Barirah terhadap Mughits?” . “Betul,” jawab Abbas, “Demi Zat Yang Mengutusmu, sungguh urusan mereka sangat aneh.”


Virus cinta emang dahsyat banget. Cinta juga bisa ngebuat orang jadi nggak bisa dinasehatin, soalnya apapun yang kaitannya sama orang yang dicintainya, wuuuihh rasanya indah banget. Walopun may be orang yang sadar menganggap hal itu lebay atopun cupu banget, tapi dasar  orang udah in love, apapun juga bakal di lakuin terus. Matanya itu lho, indah banget. . . Wajahnya juga sweet banget n gak ngebosenin untuk di lihat...senyumnya bikin darah naik turun... coolnya bikin Penasaran abies... bla..bla..bla...


Walo kesannya jadi rada ajaib ya. Tapi ya gitu deh namanya orang jatuh cinta, data base di otak serasa nggak jalan lagi. Trus logikanya juga apa kabar buuu’???. Apalagi kalo jatuh cinta itu judulnya “cinta pertama”. Hmmm, pasti bakal susah banget di lupainnya. Tapi nich kalo nggak berbalas, widiwww serasa tsunami siaga 1. Yang paling kelas ringan sih, cuman bilang lo.. gue..End!! abies itu nangis sampe guling-guling, atau yang kelas berat yang nekat ngakhirin hidupnya, gara- gara patah hati. Ck.. Ck.. Ck.. sadiz abiees. Yups, begitulah gambaran sekilas tentang orang yang fall in lope.


Nah itulah salah satu bukti juga, kalau kita ternyata nggak bisa hidup sendiri. Allah Azza wa Jalla bahkan berfirman dalam Alquran kalau kita diciptakan berpasang- pasangan. Jadi ya normal kalau kamu yang mulai tumbuh dewasa, dan ngerasa nggak bisa hidup sendiri, walaupun kamu punya keluarga. Thats very much normal, beib.


Dan cinta itu adalah anugrah, maka dari itu, cinta  harusnya kudu bisa buat kita semua bahagia. Tapi kalau sampai itu ternyata malah menyiksa,  may be kamu kudu ngulik lagi deh. Kriterianya cuman tersisa yaitu, “cinta” kamu itu adalah cobaan atau bisa jadi malah pengekspresian nafsu kamu yang meledak- ledak. Nah, “cinta” kamu termasuk kriteria yang mana, kamu dan hatimu sendiri yang tahu.


Banyak orang ngaku kalau mereka punya cinta yang paling suci buat yang di cintainya. Tapi sayang banget, kenyataan yang terjadi malah jauh dari dugaan. Ngebayanginnya aja miris.  Pernah nggak ngehitung berapa banyak temen- temen kamu yang udah pada kebabalasan gara- gara pacaran. Apakah mereka punya rencana di awal, untuk ngalamain keadaan mereka yang sekarang? Jawabannya pastilah nggak. Tapi menyedihkan banget ya keadaan mereka sekarang itu. Terbukti banget bahwa si setan nggak pernah bakal rela ngeliat kamu baik. Dengan cara apapun nggak bakal tuh makhluk terkutuk diem aja membiarkan kamu lepas dari maksiat, sampai akhirnya kamu desperate dan atau minimal hancur masa depan kamu lah.


Trus enaknya gimana nich kalo kita lagi in lope? Santey aja kya dipantey, soal jodoh nggak bakal kemana- mana friend, jangan kawatir. Allah sendiri sudah berfirman kalo laki- laki yang baik untuk perempuan yang baik. Itu janji Allah bos, en pasti nggak bakalan di ingkari deh. Mangkanya kalau kamu pengen seseorang yang baik buat pasangan kamu, kenapa kamu nggak buru- buru memperbaiki diri, sehingga kamu pas dan pantas menurut Allah buat dipasangin dengan dia.


Trus kalau kamu bilang, pacaran tuh di butuhkan kali’, buat saling mengenal. Wah...berdasarkan fakta yang udah kejadian di luaran nich, pacaran malah bisa nyiptain seribu satu kamuflase biar orang yang mencintai bisa  tampil perfect di depan dicintai, paling nggak buat kesan pertama lah. Ya iyalah, pasti semuanya juga begitu, kalau nggak nggak bakalan diterima.  Tapi sayang sekali, selanjutnya musibah seumur hidup seperti hilangnya virginitas, sampe MBA pun bener- bener kejadian.


Ternyata, ibarat rumah yang kudu ada pagarnya biar aman, orang hidup juga butuh aturan ternyata, friend. Dan aturan kita sebagai muslim udah di kupas tuntas di Alquran. Ada yang namanya proses taaruf, sebelum kita merit bro. Disana kita bisa saling ngenal, tapi tetap dalam aturan Allah.


So, jaga cinta kamu yang baik itu, yang kamu punya satu- satunya itu, agar tetep indah dan bukan justru malah jadi bom waktu yang bakal ngerusak kamu sendiri. Be Smart, With UR love, Ok guys!...............

Cowok Keren Versi Islam (Khusus Buat Para Cowok)

Gaya hidup hedonis yang banyak di gaungkan oleh para orang- orang kafir saat ini, sadar nggak sadar udah banyak menyeret kita dalam standar kehidupan ala mereka. Contoh aja nich, mereka banyak menilai derajat manusia berdasarkan penampilan fisik dengan segala aksesorisnya aja.

Kriteria cowok keren salah satunya, adalah kamu yang mampu berpenampilan oke. Atau dalam kata lain, kalau mau di bilang keren kudu wajib berpenampilan modis. Nggak percaya? Lihat aja, iklan produk minyak rambut, fashion, parfum, sepatu, mobil, sampai rokok, selalu disejajarkan dengan julukan cowok keren.

Dan wabah hedonis ini akhirnya merepotkan banget bagi para korbannya. Soalnya, buat mendukung penuh gaya hidup mereka, tentu saja butuh modal gede. Dan akhirnya, bagi para korban yang kantongnya cekak, segala carapun di lakoni, buat memuaskan gaya hidup mereka yang serba mewah.

Padahal pepatah bilang “don’t judge the book by its cover”. Artinya, nggak semua yang kelihatan baik, "dalam"nya juga pasti baik. Punya tampang eye catching, atau setelan esmud, plus potongan rambut dan sepatu klimis abis, belum menjamin kalau "dalam"nya juga bakal se_oke yang ditampilkan.

Selain penampilan dan gaya hidup, cowok keren juga para kaum hedonis tunjukkan dengan mereka yang punya fisik yang oke. Standarnya, wajah handsome, no jerawat dengan dagu lancip belah tengah, plus kulit yang terawat. Mereka melakukan semua ini buat menonjolkan sex appeal atau daya tarik seksualnya.

Mau tahu sebabnya? karena para kaum hedonis ini menganggap hubungan pria dan wanita nggak punya nilai lebih selain untuk pemuasan syahwat semata.

Friend, dan tahukah kamu, siapakah para "pengemban dakwah" para kaum hedonis itu saat ini? yups, kebanyakan dari mereka mendapat julukan selebritis yang punya gaya hidup metropolis.

Dan materi "dakwah" mereka adalah untuk menunjukkan kepada kamu semua kalau kemuliaan seseorang hanya dinilai dari penampilan fisik dan gaya hidup. Padahal tahukah kamu friend,  itu semua cuma sementara banget dan nggak berarti di hadapan Allah.

Trus emang salah ya kalau punya penampilan keren dan oke? ya jelas nggak lah. Allah juga sangat menyukai keindahan selama masih dalam batasan dan aturan-Nya. Tapi yang perlu kamu ingat, Allah swt juga tidak melihat kemuliaan seseorang itu dari wajah, pakaian, atau penampilan dengan segala aksesorisnya,tapi dari hati dan ketakwaannya. firman Allah swt.:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurât [49]: 13)

Jadi keren aja mana cukup, friend. Dahulu aja, para sahabat Rasulullah saw nggak cuma sekedar keren, tapi juga oke dalam iman. Contohnya Mushab bin Umair. Seorang remaja muslim yang jadi duta pembuka dakwah pertama kalinya di Madinah. Dia dibesarkan di tengah keluarga quraisy terkemuka. Wajahnya tampan, hidupnya mewah, serba kecukupan, dan selalu jadi "the star" di tempat-tempat pertemuan. Maka, nggak salah juga kalau dia akhirnya menjadi buah bibir para gadis-gadis di kota mekah.

Tapi jauh dari semua itu, bakat keren yang dimilikinya bener- bener bertambah setelah dia meninggalkan semua kemewahan itu karena imannya untuk memeluk Islam. Sampai Rasulullah saw. berkata: “Dahulu saya lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orangtuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya.”

So, buat kamu para cowok, jangan bangga kalau kamu cuma bisa sekedar tampil keren, tapi nggak sholeh, berilmu, dan bertakwa. Kalau kamu belum bisa menukar segala kesenangan duniawi dengan kemuliaan di hadapan Allah, berarti ke-keren-an kamu masih perlu diragukan alias kurang valid. Karena apa? karena kerennya fisik pasti ada tanggal kadaluarsanya, tapi kerennya iman,akhlak, dan kebaikan itu yang bakal abadi sepanjang masa.