Apakah yang menghalangimu untuk segera menghapus foto-fotomu?
Apakah tujuanmu dengan memajang foto kalian, memampangnya hingga begitu jelas bulu-bulu halus yang ada di wajahmu???
Jika
kau katakan, “agar temen-temen lama tahu kalau ini aku, ukh.” maka
kukatakan, “apakah harus dengan kau memajang fotomu untuk memberi
tahukan identitasmu pada teman lamamu??”
Jika
kau katakan, “aku memajang foto berjilbab dan bercadar agar temen-temen
yang lain tahu ttg keutamaan cadar dan yang belum berjilbab, mau
berjilbab.” maka kukatakan, “haruskah dengan memajang fotomu yang telah
berjilbab dan bercadar??? tidak cukupkah firman Allah subhanahu wa
ta’ala dan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang wajibnya
berhijab???”
Ya ukhti, tidakkah kau perhatikan komentar-komentar para laki-laki itu tentang fotomu yang berjilbab dan bercadar??
Tidakkah kau rasakan bahwa pujian-pujian atau kekaguman mereka itu disebabkan karena fitnah syahwat???
Salah
satu fitnah terbesar (selain fitnah syubhat)… Bukankah laki-laki dan
perempuan sama-sama diperintahkan untuk menjaga dan menundukkan
pandangannya???
وَقُل لِلمُؤمِنٰتِ يَغضُضنَ مِن أَبصٰرِهِنَّ وَيَحفَظنَ فُروجَهُنَّ وَلا يُبدينَ زينَتَهُنَّ إِلّا ما ظَهَرَ مِنها
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “”Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya……..” (QS. An-Nur:
31)
Bukankah kalian berjilbab untuk menyambut perintah Allah & Rasul-Nya?
Bukankah kalian berjilbab untuk menyambut perintah Allah & Rasul-Nya?
Dan saudariku yang telah bercadar, apakah tujuanmu memajang foto-foto bercadarmu di facebook??
Bukankah
engkau bercadar untuk menghindari fitnah dari lelaki non mahrom akan
karunia yang Allah berikan padamu, yaitu wajahmu yang cantik dan begitu
teduh jika dipandang???
Apakah
engkau tidak merasa jijik ketika ratusan, ribuan bahkan jutaan
facebookers menatap wajahmu dengan bebasnya, bahkan menyimpan fotomu
sebagai kenangan???
Tidak engkau jijik dan risih???
Ketika kecantikanmu dinikmati oleh orang-orang yang bukan mahrommu???
Bagaimana jika foto-fotomu dijadikan foto-foto yang tidak senonoh???
Tidakkah kau malu yaa ukhti???
Saudariku, renungkanlah…
Jika
kau jujur pada hati dan dirimu, niscaya kau akan menghapus foto-fotomu
dan kau takkan memajangnya sekalipun di rumahmu sendiri..
Ya, karena memajang foto/gambar makhluk hidup telah jelas HARAM hukumnya… Kau tahu? Malaikat takkan masuk ke dalam rumahmu…
Teruntuk dirimu yang kusayang dan kucintai:
“Wahai
wanita, jangan terlalu banyak bicara dan memperlihatkan dirimu di depan
umum, namun segeralah bersembunyi dari para ikhwan/laki-laki. Karena
kehormatanmu itu sangat berarti bagi suamimu. Jangan kau khianati
suamimu sebelum pernikahanmu datang. Suamimu itu menunggu dirimu dengan
harapan kau adalah wanita yang harga dirinya tak ternilai. Kau wanita
yang tersembunyi dan hanya suamimu yang dapat melihatmu. Kau wanita yang
mulia, yang hanya suamimu yang dapat menikmati kemuliaan itu…”
Saudariku, aku bukanlah siapa-siapa
Aku hanyalah salah satu dari sekian banyak saudarimu
Aku tak ingin melihat begitu banyak saudari-saudariku yang menjadi ‘objek’
Aku takkan rela yaa ukhti, karena dirimu terlalu berharga…
Apalagi jika dalam keseharianmu engkau begitu menjaga hijjabmu, begitu menjaga muru’ah mu sebagai muslimah…
Aku tak rela yaa ukhti, karena aku mencintaimu… mencintai kalian karena Allah Ta’ala, Insya Allah…
Jadi, apakah yang masih menghalangimu untuk SEGERA MENYAMBUT SERUAN KEBENARAN???
Renungkanlah saudariku, renungkanlah…
Abul Qa’qa’ mengatakan
و من هنا ينبغي للمرء أن يبحث له عن زميل صالح, و خل جاد ناصح, بحيث يكونان متلازمين في أغلب الأوقات, و يحث كل
منهما
صاحبه على الطلب و التحصيل, و يشد كل منهما من أزر الآخر و يسد كل منهما
الآخر إن أخطأ, و يعينه و يحفزه إن أصاب و وفق, و يغيب كل منهما للآخر ما
حفظه من العلم, و يقرآن سوياً, و يراجعان سويا, و يبحثان المسائل, و يحققا
سويا
“Seseorang
harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia)
selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi
dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya
bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang
telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan
dengan selalu bersama-sama.”
[كيف
تتحمس لطلب العلم الشرعي/Kaifa Tatahammas Li Thalabil ‘Ilmi Asy-Syar’i/.
محمد بن صالح بن إسحاق الصيعري / Muhammad ibn Shalih ibn Ishaq
Ash-Shi’ri /. 1419 H. فهرسة مكتبة الملك فهد الوطنية أثناء النشر
/Fahrasah Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniyyah Ats-naa`a An-Nasyr.]
العلماء هم ضالتي في كل بلدة وهم بغيتي ووجدت صلاح قلبي في مجالسة العلماء
Orang-orang
yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka
adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di
dalam bergaul dengan mereka.(حلية الأولياء وطبقات الأصفياء , IV/85 )
Karena itu saudariku, maukah kau menjadi sahabatku yang shalih?
Yang
selalu saling menasehati di atas kebenaran, saling menyemangati dalam
hal-hal yang bermanfaat, dan saling menguatkan satu sama lain. Kalau
bukan dengan sesama akhwat, kepada siapa lagi???
Wallahu a’lam
Dari saudarimu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar